EEPIS Online – International
Electronics Symposium (IES) 2014 berlangsung selama dua hari sejak kemarin
(3-4/12). IES 2014 dihelat dengan mengusung tema "Recent Trends on
Engineering Technology". Serangkaian pembukaan dimulai pukul 09.00 WIB
bertempat di Ruang Teater PENS. Acara secara resmi dibuka dengan pemukulan gong
secara simbolis oleh direktur PENS, Dr. Zainal Arief, S.T, M.T.
Pembukaan IES yang
berlangsung selama empat jam ini diisi oleh dua keynote speaker. Keynote speech pertama oleh Profesor Youngbong Seo
asal Pusan National University, Korea Selatan dan Dr. Son Kuswadi bertindak
selaku moderator. Pada sesi tersebut, Seo menyampaikan pidatonya tentang BEE Project yang bekerja sama dengan Indonesia
dan Malaysia. “We give the service, we find local issue, educate, give solution
and emphatic,†terang Seo diakhir sesi.
Dilanjutkan sesi dengan
keynote speech kedua yang diisi oleh
Dr. Eng. Khoirul Anwar (Japan Advanced Institute of Science and Technology –
JAIST, Japan). Dengan moderator I Gede Puja Astawa, Ph.D, engineer asal Kediri ini membahas tentang "Challenges to
Wireless Communications Beyond 4G". Â Teknologi 4G yang dikembangkannya berbasis berbasis
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) dan telah dipatenkan pada
2005 dengan mendapatkan dana pendukung dari pemerintah Jepang. Menurut hasil survei
OFDM juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak
gedung pencakar langit dan daerah pegunungan. Sebab di daerah tersebut biasanya
gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang.
Di tengah acara,
Khoirul juga memberikan quiz untuk peserta seminar. Quiz tersebut menjelaskan
tentang teknologi yang membuat Long Term Evolution (LTE) semakin cepat. Tak
hanya itu saja, penemu 4G ini juga memutarkan video komunikasi di masa yang
akan datang yang membuat peserta seminar tertawa. Diakhir sesi kedua, pria yang
lulus dengan predikat cumlaude Teknik Elektro ITB ini membagi tips untuk wireless communication seperti massive connected device, data route and mobility dan cooperative
communication.
Di akhir sesi
pembukaan IES 2014, dibuka tanya jawab antara keynote speaker dan peserta seminar. Acara ditutup dengan pemberian
cinderamata kepada keynote speaker. Pada
2014 ini merupakan kali pertama IES dilaksanakan di level internasional, dengan
adanya agenda tahunan ini tidak hanya peserta IES namun mahasiswa PENS juga dapat
menghasilkan ide baru maupun terobosan mengenai perkembangan teknologi saat
ini. (muv/nan)