EEPIS-Online(27/6). Pertandingan
babak ke tiga divisi KRPAI dalam KRN 2014 sudah usai sejak pukul 9.00 tadi.
Politeknik Negeri Bandung yang mencetak rekor dalam divisi KRPAI beroda dan
berkaki unggul dengan waktu jauh lebih cepat daripada
rival mereka.

Kemampuan tim beroda SILIWANGI 2 patut
diacungi jempol, bagaimana tidak, dalam waktu 7 detik, robot mampu menemukan
sumber api dan mematikannya. Begitu pula dengan YUDHISTIRA dalam divisi KRPAI
berkaki. Dalam waktu 17.8 detik, robot mampu menemukan sumber api dan
mematikannya.

 Usai
babak terakhir divisi KRPAI, tim YUDHISTIRA 2 dan SILIWANGI 2 diwawancarai
secara langsung oleh salah satu kru media nasional. Tim mengungkapkan bahwa
mereka membuat sensor UV-Tron (sensor pendeteksi api) sendiri.

“Kami saat ini tidak lagi menggunakan sensor
UV-Tron buatan luar negeri, karena kepekaanya tidak bisa diatur sendiri. Dengan
membuat sensor sendiri, kami lebih mudah untuk mengatur kepekaan dari sensor
tersebut dan parameter-parameter yang ditentukan,” ungkap tim YUDHISTIRA2.

Saat dilakukan uji coba dengan berbagai macam
kombinasi lokasi api, robot dengan cepat mematikan api. Hal tersebut mengundang
decak kagum dari penonton lain.

“Cepat sekali robotnya, akurasinya juga tepat.
Dalam waktu kurang dari setengah menit bisa langsung mematikan api,” ujar
Handoko, salah satu penonton KRPAI.

Pengumuman juara divisi KRPAI akan diumumkan
dalam penutupan KRN 2014 nanti pada pukul 17.05. (ENTCrews)

wpChatIcon
EnglishIndonesian