EEPIS-Online, Minggu malam kemarin (26/05) tim mobil listrik PENS kedatangan tamu penting anggota Putra Petir, Ricky Elson. Acara dadakan ini menitik beratkan pada sesi diskusi mengenai pengembangan mobil listrik yang ada di Indonesia.

Semula tim mobil listrik PENS diundang oleh Ricky di Hotel Fortuna Surabaya di dampingi oleh dosen pengembang mobil listrik, Ir. Era Purwanto, M.Eng. Mengingat banyaknya anggota tim yang hadir, Ricky memutuskan untuk melangsungkan acara diskusi di kampus PENS. Dengan persiapan ala kadarnya, Ricky dan rombongan di jamu seadanya di Laboratorium Rangkaian Listrik D-203.

"Saya baca status pak Ricky di facebook iseng-iseng saya suruh mampir ke PENS, ehh mampir beneran." ujar Mochamad Arif Rahmatulloh, salah satu anggota tim CHA-PENS sambil tertawa. Keisengan Arif, sapaan akrabnya, membuahkan momen berharga untuk tim karena dapat ngobrol dan berdiskusi secara langsung dengan salah satu anggota Putra Petir.

Tanpa basa-basi Ricky langsung memulai acara diskusi malam itu dengan gaya santainya. Pertanyaan pertama yang dilontarkan salah satu anggota Putra Petir besutan Dahlan Iskan ini adalah dimulai dari tahun berapa PENS meriset pengembangan mobil listrik untuk negeri ini serta sejauh mana pengembangan yang didapatkan oleh tim tersebut. Pertanyaan tersebut cukup membuat dosen Elektro Industri yang tengah melakukan studi Doktroralnya mengernyitkan dahi. Tidak terasa lima tahun sudah PENS melakukan penelitian tentang mobil berenergi listrik dengan dana yang pas-pasan, sekitar 30 juta pertahunnya. Era juga menambahkan informasi mengenai pemotongan dana penelitian yang akan dilakukan oleh DPR kedepannya. "Wow sudah dananya sedikit, masih dipotong lagi." ujar Ricky sembari tertawa.

"Orang kalo beli mobil listrik yang dipikirkan pertama adalah effisiensi." ujar Ricky mengawali diskusi ini. Efisiensi itu banyak faktor yang mempengaruhinya selain dari battery, motor listrik, juga faktor mekanik dari mobil listrik itu sangat mempengaruhi efisiensi yang dihasilkan mobil. Ricky juga menyarankan kepada tim mobil listrik PENS untuk mendesain serta membuat sendiri motor listrik beserta controlnya yang akan digunakan di mobil listrik PENS. Baginya selama komponen dalam mobil listrik termasuk motor serta controlnya tidak dibuat sendiri, hal tersebut tidak layak mendapatkan label buatan Indonesia. Pun Ricky berpesan kepada tim mobil listrik PENS yang berjumlah sekitar 15 orang untuk mulai belajar mendesain motor listrik sendiri sesuai dengan kebutuhan mobil yang akan dibuat. Caranya stop menjadi konsumen. Kalau bisa, tambah Ricky, komponen sekecil mur-baut kita bisa membuatnya sendiri.

Satu-persatu tim mobil listrik PENS mulai melontarkan pertanyaannya ke Ricky guna menggali lebih dalam mengenai mobil listrik. Kebanyakan dari mereka tertarik dengan sistem control pada motor Brush Less DC (BLDC,Red). Ricky, dengan semangatnya menjawab serta menjelaskan satu persatu pertanyaan yang dilontarkan tim pengembang mobil listrik PENS. Tak lupa tips dan trik dalam memahami motor BLDC dipaparkan secara gamblang oleh Ricky. Bahkan ia mau meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan pelatihan mengenai pembuatan motor listrik jenis BLDC di PENS kedepannya.

(aik/ifl)

wpChatIcon
EnglishIndonesian