EEPIS-Online, Pria kelahiran Ujung Pandang ini memang tergolong divable atau biasa disebut dengan disfungsi salah satu anggota tubuh, namun tetap berkelakuan seperti orang normal pada umumnya. Ditemani dengan kursi rodanya, Bayu kini tengah menjalani studi S2 Psikologi, UBAYA dengan penuh semangat.
"Bayu_Perdana.jpg"Hobinya yang suka membaca buku membawa Bayu mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dikelasnya yakni 3.67. Anak pertama dari 3 bersaudara ini mengaku bahwa pendidikan karakter itu sangat penting. Dirinya mengalami proses pembentukan karakter kala duduk di bangku kuliah 7 tahun silam.

Selama sekolah, Bayu tidak pernah protes dengan keadaannya. Orang tua termasuk ibunya selalu memperlakukannya selayaknya orang normal pada umumnya. Beruntung di bangku kuliah dirinya bertemu dan bergaul dengan teman-teman yang menyayangi dia. Sehingga teman-temannya lah yang pertama dia hubungi jika pemberontakan dalam hatinya muncul ke permukaan. Hal ini sengaja ia lakukan karena dirinya memang tidak ingin terlalu membebani pikiran orang tuanya mengenai keadaannya.

Walaupun kini ia harus hidup dengan segala keterbatasan, namun semangatnya dalam menuntut ilmu sungguh jelas terlihat di raut wajahnya. Banyak prestasi yang ia raih. Menjadi inspirator banyak orang disana sini juga menjadi bagian hidupnya saat ini. Sehingga, mendapat kesempatan menjadi trainer di Life Management Training PENS pun tak ia sia-siakan. "Kepercayaan diri saya muncul ketika saya diberi amanah untuk menjadi sekretaris senat, mencari banyak ilmu dan membaginya itu adalah sebuah kewajiban," papar Bayu kala berkolaborasi dalam materi Win-Win Solutions and Emphaty Communications bersama rekannya Agus.

Bayu juga berpesan kepada peserta LMT bahwa ada 3 unsur dibumi ini yang tidak akan pernah hilang meski bumi berhenti berputar. Diantaranya yaitu matahari di siang hari, bulan dimalam hari, serta kejujuran dalam hati manusia. Sehingga kesimpulan dari materi ini adalah pentingnya menjaga kejujuran pada diri kita bagaimanapun kondisinya.

"Disamping itu Win-Win Solutions yang dimaksud adalah Hadapi, Hayati, dan Nikmati atau disingkat jadi H2N," terang Agus. Diharapkan peserta bersyukur dan memanfaatkan segala potensi positif yang ada dalam diri dengan kejujuran yang dilandasi dengan H2N tersebut. (aik/rar/ryo)

wpChatIcon
EnglishIndonesian