EEPIS Online, Serangkaian pelaksanaan Kontes Robot Indonesia Regional IV telah dihelat pada 1-2 Mei 2015 di kampus STIKOM Surabaya. Ajang bergengsi tahunan ini diikuti oleh total 27 perguruan tinggi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PENS mengirimkan wakil robotnya di seluruh divisi yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Beroda dan Berkaki serta Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).

Hari pertama (1/5) dimulai dengan technical meeting, pembagian pitstop dan running test. Kondisi venue yang sempit membuat ruang gerak terbatas, bahkan jumlah supporter dan akses masuk pun dijaga ketat dan dibatasi. Dikarenakan penyesuaian tempat dan tata letak, lapangan KRSI pun harus mengalami pengurangan ukuran sebesar 30cm. Pada running test pertama, tim dipersilahkan untuk menguji robot sesuai kondisi lapangan. Penentuan hasil drawing ditentukan dari running test kedua dan running test ketiga digunakan untuk lebih memantapkan performa robot. Kegiatan hari pertama selesai pukul 22.00 wib.

Di hari berikutnya seluruh divisi mengawali aksi di babak penyisihan. Sayangnya dalam 3 putaran penyisihan yang ada pada divisi KRAI, Proton (robot asal PENS) hanya mampu menang 1 kali atas GEDEG B 2.11 Universitas Muhamadiyah Jember. Hal ini membuat Proton (robot badminton PENS) tidak mampu maju ke babak semi final divisi ABU. Dengan demikian, harapan Proton untuk berlaga di Nasional harus dikubur.

Sempat mengalami cedera lengan, EROS tetap mengoptimalkan kepiawaannya dalam bermain bola. Seperti regional IV tahun 2014, EROS beradu di final dengan Ichiro (ITS). Namun untuk kali pertama Ichiro akhirnya mampu menaklukkan EROS dengan gol 1-0 atas ITS di menit akhir babak kedua. Hasil yang sangat tipis ini membuat EROS harus puas berada sebagai runner up KRSBI. Meski demikian, kemungkinan untuk unjuk gigi di tingkat Nasional pun masih bisa didapat.

Sedangkan EILERO dan EFFIRO yang berada pada divisi Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) berkaki dan beroda. EILERO hanya bisa beradu pada perebutan juara ketiga karena pemadaman api yang menyentuh juring membuat robot berkaki ini mengalami pengurangan poin akibat pinalti. EILERO berhasil menduduki peringkat ketiga dengan dengan perolehan nilai  14,05. Pada KRPAI beroda, EFFIRO menunjukkan kegesitannya. Robot yang sempat berada di ajang internasional 2014 berhasil memadamkan ketiga api, namun EFFIRO harus melepas juara 1 dan mendapati tempat kedua karena menyentuh obstacle saat kembali ke home.

ERISA lancar melakukan tari bambangan cakil baik di zona merah ataupun zona biru. Mulai dari babak penyisihan hingga final aksi ERISA dalam melewati tiap zona memang memukau. Alhasil Juara I pun dapat diraih. Duo robot cantik dan gemulai ini dapat dikatakan berhasil menjadi "arjuna" di divisi Kontes Robot Seni Indonesia (KRSI).

Melihat jalannya pertandingan dan hasil yang diraih, KRI 2015 menjadi tantangan tersendiri bagi tim robot PENS. Hasil yang didapat merupakan capaian terbaik PENS saat ini. Harapannya, baik kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama pertandingan berlangsung bisa menjadi pembelajaran sekaligus dorongan bagi PENS. Pasca pelaksanaan KRI 2015 ini tim robot ABU akan beralih fokus ke persiapan KRAI 2016, sedangkan beberapa tim lainnya harus getol dalam menghadapi Kontes Robot Nasional (KRN) 2015. (ENT)

wpChatIcon
EnglishIndonesian