Surabaya, pens.ac.id – Rangkaian ajang bergengsi Pertamuda Seed and Scale by Pertamina 2025 kembali digelar sejak Rabu (16/7), hingga Final Pitch pada Selasa (28/10), di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center. Palm Energy & Inovasi Nusantara (Pe-Novtra) menghadirkan inovasi berbasis Self-Charging System dengan memanfaatkan material piezoelektrik yang mampu mengubah energi mekanik dari aktivitas panen menjadi energi listrik untuk menggerakkan alat secara mandiri. Diketuai oleh Muhammad Ar Rayan dari Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mekatronika sebagai founder, tim Pe-Novtra berhasil menembus Top 3 nasional subkategori Energy Future. Keikutsertaan tersebut membuktikan bahwa mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mampu bersaing di tingkat nasional sekaligus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Tim Pe-Novtra terdiri atas Muhammad Ar Rayan sebagai founder, Gilang Ramadhan dan Rafida Azis Al Habib sebagai co-founder, Lintang Rizky Ramadhani sebagai Chief Technology Officer (CTO), Tiara Vania Wijaya Putri dari Program Studi Sarjana Terapan Teknik Informatika sebagai Chief Operating Officer (COO), serta Dedy Risyaldi dari Sarjana Terapan Teknologi Game sebagai tim marketing. Mereka mendapat dukungan dari dosen pembimbing Dr. Ir. Nu Rhahida Arini, S.T., M.T., IPU, serta beberapa mentor dari PENS yang turut membimbing selama proses kompetisi. Ide inovatif ini lahir dari pengalaman pribadi sang founder yang keluarganya bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. “Gagasan Pe-Novtra berawal dari pengalaman pribadi saya, karena keluarga saya bekerja di sektor kelapa sawit. Proses panen yang membutuhkan waktu lama serta biaya operasional yang tinggi mendorong saya untuk mencari solusi yang lebih efisien. Dari situ, muncul ide untuk menciptakan alat panen yang mampu mengubah energi gerak menjadi energi listrik dan digunakan kembali secara mandiri,” ujar Rayan.
Proses pengembangan alat Pe-Novtra berlangsung cepat, yakni hanya dalam waktu 10 hari, mulai pembuatan desain, prototipe, hingga penyusunan pitch deck untuk presentasi. Selama mengikuti bootcamp Pertamuda 2025 di Yogyakarta lalu, tim Pe-Novtra memperoleh berbagai pelatihan intensif tentang riset pasar, validasi ide bisnis, dan praktik entrepreneurship. “Awalnya, saya kira bootcamp-nya hanya pelatihan biasa, ternyata kami benar-benar harus terjun memahami dunia industri sawit. Dari sana, saya belajar bahwa untuk membuat inovasi, kita harus benar-benar mengenal lapangan,” ungkap Rayan. Berkat kerja keras dan perbaikan berkelanjutan, Pe-Novtra berhasil memukau dewan juri hingga menembus tahap Elevator Pitch dan keluar sebagai salah satu tim terbaik kategori Energy Founder.
Di samping keberhasilan tersebut, tim Pe-Novtra telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Koperasi Ram Harapan Kota Dumai, Provinsi Riau, untuk implementasi produk pada sekitar akhir tahun 2025. Mereka juga berencana melakukan kampanye dan promosi di wilayah Riau, salah satu sentra perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. “Kami berharap Pe-Novtra dapat diproduksi secara massal dan menjadi solusi nyata bagi petani sawit di Indonesia,” tutur Rayan. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi PENS, tetapi juga menunjukkan kontribusi nyata mahasiswa PENS dalam mendukung pengembangan energi berkelanjutan dan inovasi teknologi nasional. (dkr)




