EEPIS-Online, EEPIS
News Team and Network (ENT) menggelar Seminar Jurnalistik pada Sabtu, 23
November 2013. Ini adalah kali ketiga Komunitas PERS Kampus PENS menggelar Seminar
Jurnalistik. Bertempat di Gedung Teater PENS banyak peminat yang turut
bergabung.

Dengan
mengusung tema Life with journalism ini
diharapkan mampu untuk menanamkan estetika menulis bagi para mahasiswa dari
media apa saja yang mereka miliki. Begitu dekatnya jurnalis dengan kehidupan.
Sehingga tanpa disadari, dengan update status
di media sosial merupakan kegiatan jurnalistik.

Kegiatan
yang dihadiri 120 mahasiswa PENS ini dimulai pukul 08.30 dengan sambutan dari
Dr. Eng. Indra Aji Sulistyo M.Eng. Asisten Direktur bidang Kemahasiswaan ini berharap
dengan adanya event jurnalis mampu menjadi
bekal soft skill mahasiswa. Acara ini
juga dibuka oleh Bapak Indra dengan bacaan basmalah dan tiga kali ketukan.

Memasuki
materi pertama, 120 pasang mata nampak terpukau dengan kehadiran Herma
Prabayanti. Seorang reporter program Indonesiaku dari salah satu stasiun
televisi terkenal yakni Trans 7 berkesempatan hadir dalam Seminar Jurnalistik. Pembicara
yang saat itu mengenakan pakaian berwarna coklat, menjelaskan tentang kehidupan
jurnalistik di masyarakat saat ini dan beberapa pengalamannya.

Herma
memulai materi dengan bumper video
saat ia bertugas untuk mengibarkan bendera merah-putih di mercusuar pada
program Indonesiaku. “Setiap kehidupan jurnalis TV ataupun kehidupan jurnalis
media manapun perlu kerja tim yang hebat dan saling percaya,” ungkap lulusan
Sarjana Ekonomi UNESA ini.

Para
peserta seminar juralistik dibuat semakin berkesan saat menerima materi tentang
cara penulisan yang dapat menarik perhatian pembaca. Herma menjelaskan, dengan
disusun dari kata-kata yang indah dan membuat menarik pembaca, penyampaian
informasi pun akan lebih mudah. Selain memberikan materi, Herma juga membagikan
tiga buku gratis kepada ketiga penanya yang beruntung pada saat sesi tanya
jawab.

Setelah
materi dari Herma, dilanjutkan materi dari fotografer Antara News. Beliau adalah Erik Ireng alias Eri
Siswanto. Peserta seminar jurnalistik dibuat terpukau oleh hasil jepretan Erik yang
ditampilkan di layar.

Dengan
berpakaian hitam Erik memaparkan, tidak semua hasil karyanya diambil dari
kamera yang canggih dan mahal. Beliau bahkan beberapa kali mengambil moment suatu gambar hanya dengan gadget yang ia miliki. Tidak lupa,
beliau juga membagikan ilmu dan tips-tips kepada para peserta seminar jika
mengambil gambar dari gadget yang
dimiliki.

Dengan
gaya santainya, kesiapan seorang fotografer juga ditekankan oleh Erik. “Usahakan
battery penuh dan memory kosong. Jangan sampai terbalik,”
ujar Erik. Beliau menjelaskan bahwa moment
itu bisa datang kapan saja. Jika tidak ada persiapan dan kurang peka,
seorang fotografer bisa ketinggalan moment
yang hanya terjadi sekali.

Di
akhir materi, kedua pemateri yang berhasil menarik perhatian para peserta
seminar diberi cindera mata oleh panitia. Fajrul Falah selaku ketua panitia
memberikan plakat kepada pemateri yang disambut tepuk tangan dari para peserta
seminar jurnalistik.

Keseluruhan
acara berlangsung menarik. Sebelum meninggalkan Ruang Teater mahasiswa
mengambil konsumsi dan sertifikat. “Harapannya dengan adanya kegiatan eventual
ini banyak yang mampu dipelajari oleh kita semua selaku mahasiswa utamanya
dalam dunia jurnalis,” ujar Falah. (lyn/nan)

wpChatIcon
EnglishIndonesian