EEPIS-Online(25/8)Ilmu yang berguna adalah bila bermanfaat bagi masyarakat luas. Hal inilah yang coba diterapkan pada Engineering Service Corps 2013 program, dimana mahasiswa dari berbagai macam disiplin ilmu teknik berkumpul untuk mencari sebuah solusi nyata untuk permasalahan yang dihadapi di masyarakat. Selama 10 hari mahasiswa Indonesia, Korea, Indonesia berada di Desa Tamiajeng, Trawas, Mojokerto untuk mengikuti "Project Bee".

Para peserta terdiri dari 20 mahasiswa PENS dari berbagai jurusan, mahasiswa Korea(PICEE) yang merupakan gabungan dari beberapa universitas teknik di Korea, serta 10 mahasiswa Malaysia.

Dalam project BEE(Beyond Engineering Education), mahasiswa dari 3 negara tersebut dibagi dalam 10 tim berbeda, setiap tim terdiri atas mahasiswa Indonesia, Korea, dan Indonesia. Masing-masing tim memiliki tugas untuk menciptakan produk aplikatif yang dapat digunakan oleh masyarakat didesa Tamiajeng.

Pembukaan Project Bee pada hari kamis(22/8) kemarin berlangsung meriah. Pembukaan yang diadakan di Balai Desa Tamiajeng tersebut berhasil menyedot perhatian masyarakat desa tamiajeng. Berbagai pertunjukan ditampilkan. Mahasiswa dari masing-masing negara mempersembahkan hiburan kebudayaan khas dari masing-masing negara.

Pembukaan diawali dengan sambuatan-sambutan oleh Direktur PNU Prof.Lim O Kaung, Direktur PENS DR.Zainal Arief, ST, MT, serta Kepala Desa Tamiajeng. Dan kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol resmi pembukaan project BEE. Selain itu acara pembukaan juga dihadiri oleh para mahasiswa peserta ESC 2013, Dosen dan staff, serta masyarakat tamiajeng

Tari Legong Bali yang dibawakan oleh 2 mahasiswa PENS yang juga merupakan peserta ESC mengawali acara hiburan, yang dilanjutkan dengan pertunjukan K-POP Gangnam sytle dari mahasiswa korea yang berhasil menyedot perhatian banyak pengunjung, dan tidak ketinggalan pertunjukan drama tradisional dari Malaysia, serta ditambah pertunjukan angklung dan salmulnori sebagai penutup.

Kedepanya diharapkan mahasiswa-mahasiswa Teknik ini dapat bekerja sama untuk menganalisis masalah yang dihadapi oleh masyarakat di desa Tamiajeng, dan selanjutnya dapat menciptakan teknologi tepat guna yang dapat digunakan oleh masyarakat. Sehingga peserta ESC dapat benar-benar belajar untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari selama ini di bangku perkuliahan. (rar)

wpChatIcon
EnglishIndonesian