OFDM adalah suatu teknik pengiriman data dengan membagi aliran data menjadi aliran bit parallel dan memodulasi data tersebut menggunakan banyak subcarrier. Pada teknik transmisi OFDM setiap sub-carrier tersebut disusun untuk saling overlapping dan mempunyai sifat yang orthogonal. Namun OFDM sensitif terhadap pergeseran waktu di pengirim dan penerima yang dikenal dengan Symbol Timing Offset (STO). Sehingga perlu untuk mengestimasi STO dan menjaga orthogonalitas masing-masing subcarrier. Estimasi STO dilakukan dengan teknik estimasi CP menggunakan metode korelasi, disini dilakukan proses korelasi antara bagain akhir simbol dengan bagian awal simbol (yang merupakan CP). Proses korelasi ini digunakan untuk menentukan bit bit mana saja yang terkena delay. Adanya STO akan menyebabkan nilai BER yang besar sehingga menurunkan kinerja sistem OFDM. Hal tersebut terlihat pada semua nilai Eb/No (dB) untuk setelah ditambahkan STO sebesar -2. Data menunjukkan bahwa pada saat Eb/N0 34 dB, nilai BER yang diperoleh 100. Setelah dilakukan sinkronisasi nilai BER mencapai 10-3 ketika Eb/No [28dB]. Dalam simulasi ini digunakan pula perubahan varialbe dengan nilai FFT 64 , 128 dan 256. Ketika FFT 256 dan dilakukan proses sinkronisasi nilai BER mencapai 10-3 ketika Eb/No [24dB] ketika menggunakan CP sebesar 1/2 dari panjang symbol OFDM. Peningkatan jumlah nFFT mulai dari 64; 128; dan 256 menurunkan bit error rate (BER) yang terjadi. Hal ini dikarenakan ketika nFFT semakin banyak maka sistem akan semakin kuat terhadap frecuency selective fading, karena jarak antar simbol-simbol OFDM semakin rapat, sehingga frecuency selective fading terlihat seperti flat fading saja.