Pada umumnya setiap perusahaan, baik itu bergerak dibidang jasa maupun bidang produksi memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai keuntungan yang optimal. Ada berbagai pos biaya yang dapat dihemat dan diorganisir dengan baik untuk mencapai tujuan ini. Beberapa cara untuk menghemat biaya adalah dengan perencanaan kebutuhan persediaan yang baik sebagai salah satu input yang mutlak diperlukan sebuah perusahaan, khususnya perusahaan produksi dan penjualan. Banyak hal positif yang dapat dicapai perusahaan dengan adanya perencanaan pengadaan persediaan barang dan menerapkan strategi penjualan yang baik di awal penjualan atau produksi. Studi kasus dilakukan pada Ibunda Minimarket yang merupakan usaha dagang yang bergerak di bidang penjualan. Dimana dalam operasionalnya memerlukan perencanaan dan pengendalian persediaan. Berdasarkan data historis perusahaan, masalah yang terjadi di Ibunda Minimarket adalah persediaan barang yang berlebihan untuk satu jenis, sedangkan untuk jenis lain kekurangan. Perencanaan sistem persediaan dimulai dari peramalan permintaan barang untuk item terpenting tersebut untuk 12 bulan yang akan datang dengan menggunakan data penjualan bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Desember 2012. Peramalan dilakukan dengan menggunakan metode moving average, weight moving average dan winter trend. Metode peramalan yang terpilih adalah metode yang menghasilkan nilai MSE terkecil. Setelah diperoleh estimasi permintaan untuk periode tahun 2013, dilanjutkan dengan merancang sistem persediaan yang tepat disesuaikan dengan kebijakan dan kondisi yang berlaku di perusahaan sehingga dapat mengurangi biaya persediaan. Dengan diterapkannya sistem persediaan yang baru pada tahun 2013, Ibunda Minimarket dapat menentukan jumlah pemesanan optimal (EOQ), kapan harus memesan barang (reorder point), safety stock, total biaya persediaan