Indonesia merupakan Negara kepulauan tepat berada antara empat lempeng tektonik yang masih aktif sehingga
potensi terjadinya bencana sangat besar. Namun sampai saat ini pencatatan bencana yang dilakukan masih belum
terdokumentasi dan terorganisir dengan baik sehingga menyebabkan data yang ada di pusat tidak sama dengan data
yang ada di daerah. Untuk itulah perlunya sebuah data warehouse sebagai tempat penyimpanan untuk ringkasan dari
data historis yang diambil dari berbagai data source yang tersebar di berbagai sistem. Berdasarkan hasil survey dan
wawancara, Indonesia belum menggunakan data warehouse untuk menyimpan dan menganalisis data bencana.
Sistem warehousing bencana di Indonesia merupakan data warehouse bencana se-Indonesia yang pertama di
Indonesia. Tujuan membuat data warehouse bencana ini adalah untuk mempermudah pengumpulan data,
mempermudah proses analisa, menyediakan akses, dan informasi bencana yang pernah terjadi di Indonesia. Untuk
membuat On Line Analytic Processing digunakan tool Pentaho, salah satu Business Intelligence Tool yang bersifat
open source. Mondarian pada Pentaho mengubah data warehouse menjadi On Line Analytic Processing (OLAP).
Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi yang dibuat dapat melakukan operasi OLAP dengan baik seperti: drill-up/drill-down, slicing/dicing, pivoting/rotation sekaligus menampilkan grafik baik dalam bentuk 2D (2 axis) maupun 3D (3
axis) sehingga memudahkan pengguna untuk memahami data.

Kata kunci: data warehouse, bencana, grafik, pentaho, online analytic processing.

wpChatIcon
EnglishIndonesian