Tugas akhir ini membahas tentang desain dan pengembangan sebuah wahana udara tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle – UAV) yang diberi nama EQC – One (Extended Quad Copter – One). EQC – One adalah sebuah multi-copter dengan 4 baling-baling yang didesain dari dasar, yaitu mulai struktur, kontroler, sistem navigasi hingga operasi penjelajahan otomatis. Dalam sub-proyek ini dibahas tentang proses desain kontroler, sistem IMU (Inertial Measurement Unit) dan navigasi beserta hasil-hasil pengujiannya. Kontroler menggunakan prosesor attiny2313 untuk membaca data remote dan mengubahnya ke bentuk karakter sebagai acuan kecepatan putar motor untuk dikirimkan ke prosesor utama atmega2560 yang mengolah data baik dari IMU maupun remote. Sistem IMU dibangun dari modul inertial measurement unit(IMU) Mongoose 9 degrees of freedom, yang merupakan perpaduan dari accelerometer, gyro, pressure sensor dan magnetometer, data yang dihasilkan modul ini bertipe karakter, sehingga sudah cukup menunjang kebutuhan kendali navigasi pada quad copter. Sedangkan sistem navigasi dirancang menggunakan remote Turnigy 9X sebagai acuan arah gerak utama dengan 4 channel yang digunakan yaitu throtle, rudder, elevon dan aileron. Dari hasil eksperimen diperoleh beberapa kekurangan antara lain dari segi olah data yang masih belum sempurna menggunakan integrated development environment software yang tersedia sehingga menyebabkan respon motor terhadap remote dan sensor masih lambat. Dari keseluruhan hasil dapat disimpulkan bahwa Extended Quad Copter – One masih belum optimal dalam merespon dan mengolah setiap perintah dari remote maupun inertial measurement unit sehingga menyebabkan sulitnya quad copter untuk terbang. Karena seting data yang diolah pada C Compiler untuk didisplaykan adalah data bertipe float yang presisi untuk display namun menyebabkan lambatnya respon perhitungan untuk aktuasi motor.
Kata kunci: quad copter, Inertial Measurement Unit, prosesor