Teknologi radio FM saat ini telah berkembang pesat secara populasi. Alokasi frekuensi yang telah dipersiapkan oleh pemerintah hampir semua telah digunakan. Teknolgi radio FM memanfaatkan spasi kanal 100 KHz untuk satu stasiun radio saja. Pengalihan teknologi ke arah digital menjadi salah solusi untuk mengatasi kondisi kanal yang telah penuh. Teknologi digital radio dikenal sebagai T-DAB (Terrestrial Digital Audio Broadcasting).
Dalam merancang jaringan T-DAB, diperlukan analisa awal terhadap kondisi kanal yang digunakan untuk T-DAB. Dilakukan pengukuran terhadap kanal VHF Band II dan Band III menggunakan spectrum analyzer dengan antena telex (Band II) dan antena beam (Band III). Pengukuran dilakukan pada daerah Surabaya dengan hasil pengukuran berupa level daya dan voltage output antenna receiver.
Nilai pathloss paling rendah dari tiap pemancar pada tiga jenis cluster, yaitu CBD (Central Bussiness District), urban dan suburban dipilih sebagai pemancar T-DAB pada perancangan ini. Pemancar yang memiliki pathloss terendah memiiki tinggi antena pemancar setinggi 80 hingga 150 meter. Dari hasil pengukuran menunjukkan kanal yang dapat digunakan untuk T-DAB berada pada kanal 7 VHF Band III (188,928 MHz). Dan dengan daya pancar tidak lebih besar dari 1300 watt, test point pada wilayah layanan dapat ter-cover dengan nilai field strength tidak kurang dari 58 dBuV/m.