Kini banyak sekali ATM terbangun di sekeliling kita terutama di tempat keramaian atau pusat perbelanjaan. Seiring dengan banyaknya ATM yang didirikan maka semakin banyak pula persaingan antar bank dalam memikat nasabah, salah satu faktornya adalah lokasi penempatan ATM yang tepat dan strategis. Kadangkala pihak bank kurang memperhatikan pola penyebaran nasabah dalam sehingga ATM baru yang telah didirikan tidak semaksimal penggunaanya daripada ATM yang lama.
Sistem Informasi Geografis (GIS) adalah sistem informasi yang mampu memvisualisasikan pola penyebaran nasabah untuk dapat diketahui dan dianalisa, sedangkan Analytic Hierarchy Processing (AHP) adalah metode yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dengan multi kriteria dan multi alternatif. Kriteria yang dapat digunakan antara lain banyaknya nasabah, banyaknya mitra kerja, banyaknya kompetitor, banyaknya perguruan tinggi, jarak tempat tinggal nasabah dengan cabang terdekat serta sudah ada atau tidaknya ATM di daerah tersebut.
Dengan visualisasi penyebaran nasabah bank menggunakan GIS serta ditambahkan metode AHP dapat membantu memberikan rekomendasi lokasi pengembangan ATM yang akan dibuka selanjutnya. Penentuan hierarki, kriteria serta ranking prioritas yang diberikan dapat mempengaruhi hasil rekomendasi lokasi ATM baru. Beberapa kelurahan cukup mendominasi pada penghitungan nilai AHP karena memiliki nilai parameter-parameter yang lebih besar dibanding dengan kelurahan-kelurahan yang lain dalam satu kecamatan, seperti pada kecamatan Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Sukolilo, Tambaksari, Mulyorejo, Rungkut dan Tenggilis Mejoyo.