Pada jaman sekarang ini teknologi IT sudah berembang sudah sangat pesat. Terbukti dengan menjamurnya perusahaan software house baik itu yang resmi ataupun tidak resmi. Bukan hanya software house yang menjamur tetapi pengguna teknologi IT sekarang juga semakin banyak dan memasyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya pengguna internet, serta perangkat telekomunikasi lainnya yang tentunya didalamnya terdapat piranti perangkat lunak di dalamnya. Dengan kondisi seperti diatas itulah maka kebutuhan akan piranti perangkat lunak akan semakin besar. Karena itulah para pengembang software ataupun software house yang sedang menjamur saat ini berlomba-lomba untuk mengembangkan sebuah software yang efektiv, efisien dan juga ekonomis.
Dari sekian banyak metode biasa digunakan untuk pengembangan sebuah pernagkat lunak. Pada kesempatan kali ini perangkat lunak yang akan dikembangkan (tentunya sebagai objek), akan dikembangkan dengan dua buah metode yaitu metode refactoring dan metode extreme programming. Kenapa percobaan kali ini menggunakan kedua metode tersebut, hal ini dilakukan karena dua metode diatas merupakan dua metode yang memiliki hubungan saling bertolak belakang, maksudnya adalah, extreme programming menitik beratkan pada procedural pengemangan sebuah software, sedangkan pada refactoring menitik beratkan pada proses penulisan program saja.
Karena perbedaan itulah maka, akan dilakukan pembandingan berdasarkan waktu, tool, orang serta biaya yang digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak tersebut, tentunya dengan menggunakan kedua metode diatas yaitu refactoring dan extreme programming. Dari data yang didapat (waktu, tool, orang, biaya) itulah nantinya akan dilakukan analisa yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang efektivitas maksimal kerja seseorang pada sebuah team dan waktu tertentu.