Suatu peletakan sistem Wi-Fi yang baik diperlukan untuk mengoptimalkan level daya terima dari transmitter ke receiver. Karakteristik yang paling berpengaruh dalam menentukan performance sebuah sistem Wi-Fi adalah nilai level daya, karena nilai inilah yang dapat digunakan untuk menentukan coverage area dari sebuah pemancar (access point).
Pada paper ini telah dilakukan pengukuran level daya terima dari sebuah access point di 12 laboratorium Gedung Baru PENS-ITS, kriteria pengukuran meliputi jenis propagasi lintasan yang dipergunakan, yaitu Line Of Sight (LOS) dan Non Line Of Sight (NLOS). Level daya terima diukur menggunakan FSH View dengan antenna horn, pengukuran dilakukan berdasarkan perubahan jarak antena penerima pada frekuensi kerja Wi-Fi yaitu 2,4 GHz. Data hasil pengukuran yang berupa level daya terima digunakan untuk memodelkan peletakan sistem Wi-Fi agar diperoleh coverage area yang optimal.
Hasil penelitian yang diperoleh nilai level daya terima semakin menurun seiring pertambahan jarak dari pemancar ke penerima. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa pada level daya terima -60 dBm sudah tidak terdapat sinyal yang ter-capture pada FSH View. Sedangkan pada pemodelan sistem Wi-Fi dengan metode Algoritma Genetika diketahui bahwa coverage area yang optimal diperoleh setelah peningkatan iterasi sebanyak 2 hingga 10 kali.
Kata Kunci : Algoritma Genetika, Pathloss, Wi-Fi, level daya, Coverage Area.