EEPIS-Online, Pengumuman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti di tahun ini sudah mulai dikerjakan sejak bulan Februari lalu, dimana proposal PKM terpilih harus melakukan penelitian berdasarkan proposal yang mereka ajukan. PKM ini tediri dari berbagai macam jenis, mulai dari PKM-P (Penelitian), PKM-K (Keterampilan), PKM-M(Masyarakat), PKM-KC(Karya CIpta). Seperti halnya mahasiswa PENS yang proposal PKM mereka berhasil di setujui dan mendapatkan dana dari Dikti. Salah satu PKM-M mahasiswa PENS yang di ketuai oleh Cindha Riri Pratiwi kali ini cukup menarik, betapa tidak, dalam proposal ini Cindha memberikan program bantuan ilmu di kampung yang cukup terpencil di Sidoarjo.

Desa Pucu an, Sidoarjo, merupakan desa yang hingga saat ini belum terjamah listrik sama sekali, dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani tambak. Kata "Sekolah" dan "Pendidikan" awalnya tidak pernah di pusingkan oleh para orang tua murid di desa ini, hal tersebut dikarenakan kondisi desa yang benar-benar terisolasi dan minimnya figure orang sukses, sehingga bagi orang tua sekolah hanya formalitas belaka yang tidak akan bisa merubah apapun. Cindha beserta teman satu kelompoknya ingin menanamkan bahwa kesuksesan dan kemajuan adalah hak individu setiap orang dan mereka yakin bahwa siswa-siswa yang ada di SDN Gebang 2 bisa, dengan mengusung judul PERMEN MAKNYUS (Program pEningkatan Ragam Media pEmbelajaraN Melalui mAding,eKstrakulikuler & tamaN baca Yang mUlti fungSi) Untuk Meningkatkan Semangat Belajar dan Prestasi Siswa-Siswi SDN Gebang II Sidoarjo, setidaknya bisa memberikan pengetahuan baru bagi dan penanaman kreatifitas bagi anak-anak disana.

Perlu diketahui bahwa perjuangan 4 guru untuk SDN Gebang2 dari pemerintah cukup diacungi jempol, betapa tidak, setiap harinya mereka harus menempuh perjalanan 1 jam dengan perahu sampan yang dilengkapi motor diesel untuk mencapai Sekolah Dasar tersebut. Mendapat perhatian dari berbagai pihak, tidak jarang dari lembaga sosial ataupun dari mahasiswa datang untuk membantu mengajar di sekolah tersebut dengan memberikan beberapa pengetahuan baru. Senyum dan semangat dari siswa-siswa sekolah dasar yang hanya berjumlah 22 siswa tersebut menjadi suntikan semangat untuk Guru dan berbagai sukarelawan yang datang. "Senang melihat banyak pihak yang mulai peduli dengan pendidikan yang ada di desa Pucu an ini, kedatangan para sukarelawan dan mahasiswa di Sekolah Dasar ini paling tidak bisa memberikan wawasan baru bagi siswa-siswa yang ada," ujar Ikwal, salah satu guru SDN Gebang 2.

Dalam 2 bulan ke depan kelompok PKM-M ini berusaha untuk memberikan pengetahuan baru dan taman baca untuk siswa di sekolah tersebut dengan target tujuan sebagai sarana belajar bagi siswa. Selain itu taman baca tersebut diharapkan bisa menjadi tempat berkumpul bagi siswa. Mading yang di programkan dalam PKM ini di harapkan bisa meningkatkan rasa kreatifitas mereka dan rasa percaya diri untuk berkarya. Sedangkan harapan dari ekstrakulikuler sendiri adalah mereka biasa menghasilkan sebuah produk dan memanfaatkan serta merawat lingkungan mereka dengan baik. "Setelah SD, harapanku anak-anak yang melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya lebih banyak dan bener-bener bisa jadi langkah awal meraih sukses, kalo memang terkendala dana, harapanku dari aku dan temen temen PENS bisa mencarikan orang tua asuh atau semacamnya gitu, supaya nggak ada lagi keterbatasan yang menghalangi mereka untuk jadi orang sukses. Sukses itu buatku pribadi adalah hak semua orang hidup dan tidak tekecuali mereka," ujar Cindha.

Jika PKM non-penelitian yang dikerjakan ini bisa maju ke tingkat nasional, kelompok PKM-M ini berharap bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih peka terhadap masyarakat di lingkungan terdekat mereka. Dari PKM tersebut akan bisa menarik banyak perhatian dari berbagai pihak sehingga anak-anak disana lebih bisa di fasilitasi dan mendapat dukungan. Indonesia yang kaya ini memiliki generasi penerus bangsa yang melimpah dan mereka semua memiliki hak untuk mengenyam pendidikan yang layak tanpa memandang kemampuan ekonomi orang tua mereka. Kaya ataupun miskin, pendidikan harus disama ratakan karena mau tidak mau merekalah yang kelak menjadi generasi penerus bangsa ini. (and/aul/ifl)

wpChatIcon
EnglishIndonesian