EEPIS-Online (24/11), Masih dalam serangkaian IEMC 2012. Selama separuh hari kompetisi ini berlangsung, hanya ada dua tim mobil urban listrik yang sudah mengambil data penilaian. Dua tim tersebut berasal dari Tim Unmuh Malang Sport dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Garnesa dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dari persiapan yang dilaksanakan mulai dini hari hingga sore ini akhirnya Cha-PENS siap menunjukkan performa perdana di sirkuit IEMC 2012.
Sebelum performa pertamanya ini, berbagai kendala kerap dialaminya. Pada pagi, mereka harus disibukkan dengan trouble pada wiper dan lampu. Saat dirasa siap, ChaPENS pun masuk ke kamar hitung. Adapun tujuan setiap mobil baik urban ataupun prototipe yang dilombakan harus memasuki kamar hitung, yakni agar sesuai dengan standart dan ketentuan IEMC 2012.
Sayangnya, ChaPENS harus kembali saat itu juga karena ban yang digunakan masih belum memenuhi standart, yakni 80 cm. Selama dalam reparasi, ternyata mereka harus menemukan trouble kembali pada motor. Upaya keras pun mereka lakukan dibawah tekanan waktu, dimana mereka harus segera melakukan race pertamanya. Alhasil, ChaPENS hanya mampu berjalan hanya dengan satu motor. Sekitar pukul 15.00 WIB, ChaPENS siap berlaga.
Sebelumnya, ChaPENS harus masuk kamar hitung terlebih dahulu. ChaPENS mulai memasuki kamar hitung pada pukul 15.00 WIB. Driver ChaPENS adalah Gagas Setyawahyuaji mahasiswa D4 LJ prodi Elektronika. Dalam menjalanmi trial pada lintasan slalom, Cha-PENS unjuk kebolehan, bahkan disini gerakan mobil bisa disebut expert steering, sangat lincah sekali. Setelah menunjukkan kebolehannya di Slalom dan memasuki kamar hitung, ChaPENS dinyatakan siap melakukan laga pertamanya pada pukul 15.30 WIB.
Dengan nomor mobil 606 ChaPENS harus siap melewati sirkuit sebanyak delapan kali putaran. Sedangkan Gagas tampak matang sebagai driver dengan mengenakan cattle pack biru, helm dan kesiapan lainnya.
Sejauh ini UMM berhasil menempuh 28,03km/kWh dan Garnesa UNESA menempuh sejauh 31,6km/kWh. Sebelumnya kecepatan dan energi Cha-PENS sudah dihitung secara kasar melalui teori. "Hasilnya seharusnya bisa dicapai 60km/kWh, tapi karena Cuma satu motor saja, jadi sepertinya nggak bisa maksimal," ujar Syechu Dwitia N. selaku Pembina tim ChaPENS.
Setelah melakukan racing sebanyak delapan putaran, tercatat bahwa mobil buatan mahasiswa PENS ini menempuh dengan total waktu 24:09.224. Best lap time ditempuh dalam waktu 2:24.932. Konsumsi bahan bakar Cha-PENS terhitung 34,5332km/kWh. Nilai terbaik diraih bila mobil mampu menempuh lintasan terpanjang tiap kWh. Dengan ini, tim ChaPENS memimpin sementara.
Hal ini cukup memberikan kebahagiaan tim pada race pertamanya karena sementara ini jarak yang dihitung ChaPENS masih dalam rate tertinggi. Saat ditemui setelah driving urban listrik 606 ini driver menerangkan bahwa tidak ada trouble yang cukup serius didalamnya. "Hanya pada wiper yang sebelumnya sempat ada masalah dan baut yang kurang kencang pemasangannya. Saat race pertama kondisi mobil masih dirasa kurang fit dan performanyapun kurang maksimal termasuk penggunaan motornya," papar Gagas.
Di race yang kedua yang akan dilaksanakan besok, rencananya tim ChaPENS akan berusaha lebih memaksimalkan lagi. Perbaikan akan dicoba dengan aki yang lebih ringan sehingga tarikan mobil tidak berat. Kekompakan tim sangat terasa didalamnya dan itu pula yang menjadi penambah semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. "Mobil Cha-PENS ini yang bikin adalah mahasiswa elektrik bukan dari mahasiswa jurusan mesin, jasi saya sangat bangga terhadap tim ini," seru Gagas menutup pembicaraan. Dan setelah ini Cha-PENS akan mencoba race kedua dengan beberapa perbaikan, semoga hasilnya bisa lebih baik. (nnd/ryo/sat)