EEPIS-Online, Hari ini (31/10) PENS kembali mendapat tamu istimewa. Setelah acap kali mendapat kunjungan dari berbagai institusi dan perusahaan, hari ini giliran perusahaan listrik multinasional, Schneider Corp., ikut andil di dunia edukasi PENS. Bertempat di Gedung Teater PENS, Schneider Corporation Indonesia memberikan hibah sejumlah alat listrik kepada PENS.
Schneider Corporation Indonesia merupakan perusahaan yang berdiri sejak 1836 di Prancis dan mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1973. Perusahaan yang dulunya bergerak di bidang Steal industry ini kemudian berubah konsep menjadi energy management. Istimewanya, perusahaan ini sudah mempunyai 8 pabrik besar yang tersebar di pulau batam dan jawa. Selain mempunyai barang produksi yang berkualitas di bidang kelistrikan, perusahaan ini di kenal dengan acara-acaranya yang dekat dengan para stakeholder. Jadi tidak heran jika perusahaan ini sudah cukup di kenal luas di masyarakat.
Acara di Gedung Teater siang ini juga di balut kuliah tamu oleh Leonardo Lumbantoruan, selaku public relation dari PT. Schneider. Di sela-sela kuliah tamu tersebut, Leonardo memaparkan bahwa masyarakat sedang menghadapi sebuah tantangan. Sebuah fakta menunjukkan bahwa dunia pada tahun 2050 akan mengalami kenaikan konsumsi energy sebanyak 2 kali lipat. Sedangkan ancaman global warming mengharuskan dunia mereduksi kadar C02 sebanyak mungkin.
Tantangan Dilema energy ini membuat PT. Schneider berinisiatif mempunyai program yang diberi nama Connect . Salah satunya adalah connect to people yang melatarbelakangi perusahaan ini juga bertanggung jawab pada pemberdayaan SDM agar lebih responsive pada lingkungan.
Menurut mereka, PENS merupakan salah satu politeknik yang mereka percayai untuk menjadi sasaran pengembangan SDM tersebut. Alhasil, Scheider menghibahkan 9 peralatan listrik, salah dua diantaranya adalah MCCB (Miniature Circuit Breaker) dan Otomasi Produksi. Kedepannya, alat tersebut dapat dijadikan alat praktikum bagi mahasiswa program studi teknik elektro industri untuk sistem instalasi dasar listrik di suatu perusahaan.
Sejak dulu, Schneider Corp. tak pernah meragukan skill dan kapasitas mahasiswa PENS di bidang teknik terutama kelistrikan. Hal ini juga telah dibuktikan melalui alumnus PENS yang sudah bekerja di Schneider. "Itulah mengapa kami berani memberikan hibah tersebut, nantinya kami selalu terbuka untuk menerima mahasiswa PENS bekerja disini, entah itu D3 ataupun D4 yang penting lolos kualifikasi kami siap menerima," ujar Leonardo.
Di akhir sesi kuliah tamu, alat tersebut diberikan secara simbolis kepada Dr. Zainal Arifin, ST.MT., selaku Kepala Departemen Teknik Elektro. Leonardo berpesan dan menghimbau seluruh masyarakat bukan hanya mahasiswa untuk ikut berperan dalam dilema energi dan mengalahkan tantangan. Di harapkan tahun 2050 nanti kebutuhan energi dapat terpenuhi dan tetap membuat bumi kita stay alive. Kalau tidak dimulai dari PENS, lalu dari mana lagi? PENS.. JOSS! (eka/rdy/sat)