EEPIS-Online (23/07), Tingginya tingkat kejahatan di Surabaya dari hari ke hari telah mengetuk hati Andias Cahya Untara. Mahasiswa program D 4 Teknik Informatika ini pun membuat sebuah software untuk membantu masyarakat dan kepolisian dalam memantau keamanan wilayah kota Surabaya.

"DSCN3660.JPG"Curas, Curat dan Curanmor, ketiganya merupakan tidak kejahatan yang paling umum terjadi di perkotaan seperti Surabaya. Hampir setiap hari kejadian seperti ini menghiasi headline media. "Itulah yang membuat saya prihatin. Meski termasuk kejadian umum, segala bentuk kejahatan semestinya bisa dicegah," tutur Andias.

Mulailah Andias tertarik untuk melakukan penelitian, yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk tugas akhir berjudul Analisa Pemetaan Daerah Rawan Curas, Curat dan Curanmor di Surabaya sebagai Pendukung Penjadwalan Razia. Karyanya berbentuk sebuah sistem informasi berbasis web. Diawali dengan melakukan sampling terhadap Polrestabes (sekitar 26 Polsek di 29 kecamatan di Surabaya, red), Andias pun mulai mengurutkan satu-persatu polsek sesuai dengan intensitas kejahatannya. Dan, mengkategorikan semua wilayah tersebut dalam 3 tingkat keamanan.

"DSCN3665.JPG"

"Ada 3 tingkat keamanan, yaitu kategori aman apabila kejahatan yang menimpa wilayah di polsek tertentu berkisar antara 0 – 0,5 dari rata-rata kejadian. Kategori sedang, 0,5 – 1,5 dari rata-rata kejadian dan sangat rawan bila di atas 1,5 rata-rata kejadian," jelasnya.

Dari hasil pengumpulan data tindak kriminal selama dua tahun dan 2 bulan mengolah data, ditemukan sekitar 10 daerah yang termasuk dalam kategori tidak aman, di antaranya Krembangan, Sawahan dan Bubutan. Saat peta ditampilkan di monitor daerah yang rawan akan berwarna merah. "Keuntungannya jika dipetakan seperti ini Polrestabes dapat memantau tingkat kriminalitas yang terjadi di seluruh Polsek. Selain itu dapat berkoordinasi untuk pencegahan tindak kriminalitas," terangnya sambil menunjukkan peta.

Berdasarkan data di lapangan, dirinya lantas membuat program untuk membantu pihak kepolisian dalam mendukung penjadwalan razia, melalui penentuan hari rawan, waktu rawan dan tempat rawan. "Setiap wilayah tidak sama frekwensi tindak kejahatannya, sehingga penanganannya berbeda. Paling tidak diperkecil kemungkinannya agar tidak terjadi kejahatan. Jadi dengan dipetakan berdasarkan hari, waktu dan tempatnya razia menjadi lebih efektif," imbuhnya.

Untuk mencoba dan mengetahui kinerja programnya, dirinya juga telah menghubungi Kapolsek Mulyorejo dan Gayungan. "Kapolsek Mulyorejo, Bapak Hariyono, SH. menyatakan bahwa aplikasi ini bagus dan dapat membantu menentukan jadwal razia," terang mahasiswa tingkat akhir ini.

Andias berharap aplikasi ini dapat diterapkan di Polrestabes Surabaya. "Semoga ke depan Surabaya menjadi lebih aman," harapnya. (hum/ent)

CP : Andias Cahya Untara (HP. 085648844692)

wpChatIcon
EnglishIndonesian