EEPIS-Online (12/05), Serangkaian kegiatan KRI-KRCI belum berakhir walau final KRI usai. Tak henti menampilkan kreasi, pihak panitia hadirkan tarian Trunajaya dari Bali dan Saman dari Aceh sebagai penutup ajang bergengsi se-Jawa Timur dan Bali ini.

"penutupan_tari.JPG"Para supporter tampak bergiliran untuk keluar dari tribun. Namun, beberapa ada yang tampak antusias menyaksikan serangkaian penutupan ini sembari menunggu pembagian piala dan piagam kepada para pemenang.

Ternyata, ada maksud tersendiri bagi panitia dalam menghadirkan tarian ini. Tari Trunajaya yang berasal dari bali ini ternyata memiliki filosofi yang baik sebagai penutup suatu acara. Pasalnya tari ini bercerita mengenai seorang remaja yang beranjak dewasa, kuat dan tangguh yang lalu sukses menjalani karirnya. Hal ini terwujud oleh kemenangan dan kesuksesan yang diraih tiap-tiap kampus dalam perlombaan robot ini. "Oleh karena itu gerakannya sangat sedikit," ujar I Komang Adi Putra selaku MC acara tersebut.

Walaupun acara sudah ditutup, euforia dukungan kepada PENS saat pembagian hadiah pun masih sangat terasa. "Kami senang, bangga, namun belum puas dulu, masih ada KRI KRCI tingkat nasional yang menanti di depan sana," ujar Arif Firmanda, salah satu supporter PENS. (ent)

wpChatIcon
EnglishIndonesian