EEPIS-Online, Sama halnya dengan divisi beroda, pertandingan putaran kedua KRCI Divisi Berkaki berkembang baik. Peserta berusaha menampilkan penampilan terbaik dari robotnya.
Babak pertama yaitu tim e_Spirit dari ITN Malang melawan tim Brontoseno dari Politeknik Madiun. Pertandingan ini dimenangkan oleh tim e_Spirit. Selanjutnya, tim WelLing_Robo dari UNESA berkompetisi dengan Elora dari UB. Robot milik tim UB sempat terguling dan menyatakan pas dalam pertandingan. Sehingga kemenangan jatuh kepada UNESA.
Sesi demi sesi terlewati, tim Dome dari UMMalang menjadi satu-satunya tim yang berhasil memadamkan api. Dome berhasil mencapai target. Namun, belum mampu kembali ke home.
Laga haru terjadi ketika tim dari UWM Surabaya yaitu Wima_CriX aliS mengalami patah di salah satu kaki robot. Tim dari UWM ini terus berusaha berjuang untuk dapat melewati hambatan. Namun, pada akhirnya tim menyatakan pas dalam pertandingan.
Jika Wima_Crix tidak melanjutkan hingga akhir, berbeda dengan Valkyrie01. Hingga waktu berakhir, tim PENS ini terus berusaha untuk beranjak mencari titik api. Bedanya, mereka tidak menyatakan pas dalam pertandingan. Dan kegigihan tim ini membawa Valkry01 sementara menang di putaran kedua.
"Tim-tim berusaha menampilkan yang terbaik dalam putaran kedua ini," tutur Dr.Eril Mozef, MS,DEA selaku juri KRCI berkaki dan beroda.
Memang diakui kontes robot cerdas kali ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Selain memiliki system konfigurasi lapangan yang diacak, semua robot harus berhasil melewati hambatan yang ditentukan oleh panitia.
Hal ini bukan tanpa alasan. Sistem demikian dimaksudkan untuk mampu menghasilkan robot cerdas Indonesia yang tangguh dan handal. Untuk selanjutnya, mampu mempertahankan prestasi Indonesia di kancah Internasional.
"Semua ini dirancang agar dapat menghasilkan robot yang mampu menghadapi semua tantangan. Sudah terbukti dengan prestasi Internasional di tahun 2010." Lengkap Eril. (mel/oki/sui)