Surabaya, pens.ac.id – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan bersama Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai host penyelenggara menggelar kegiatan Sosialisasi Program Hilirisasi Riset Prioritas dan Strategis Ajakan Industri Tahun 2026 pada Kamis (20/11), di Kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Surabaya. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri melalui riset kolaboratif, mendorong implementasi produk inovasi yang dibutuhkan industri, serta menciptakan ekosistem inovasi yang berdampak bagi ekonomi, sosial, dan pengembangan teknologi di Indonesia. Mekanisme ini dilakukan melalui sistem lelang teknologi, di mana industri mengajukan tantangan yang kemudian dijawab oleh kampus melalui proposal riset yang diunggah pada laman https://hiliriset.kemdiktisaintek.go.id/.

Pada sosialisasi ini, Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan menjelaskan bahwa program ajakan industri memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menawarkan kebutuhan teknologi, pengembangan produk, atau diversifikasi bisnis kepada dosen peneliti di perguruan tinggi. Program ini mengusung pendekatan industry-led collaboration, sehingga kebutuhan industri dijawab langsung oleh kapasitas riset perguruan tinggi. Program ajakan industri tahun 2026 menghadirkan dua skema besar, yakni inovasi sosial dan inovasi komersial. Skema inovasi sosial mendukung kolaborasi dengan pemerintah daerah, sementara skema komersial diperuntukkan bagi kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) untuk menghasilkan produk siap pasar, rencana bisnis, dan kekayaan intelektual. 

Dalam sesi pemaparan data, tercatat bahwa hingga 400 mitra industri hadir dan menunjukkan kebutuhan teknologi yang beragam, terutama di sektor pangan, kesehatan, material maju, digitalisasi, maritim, industrialisasi, dan manufaktur. PENS sebagai host kegiatan ini berperan strategis dalam mempertemukan industri dengan peneliti kampus. “Kami meminta mitra industri untuk mendaftarkan permasalahan mereka agar dapat langsung dikolaborasikan dengan peneliti,” ujar Prof. Dr. Mike Yuliana, S.T., M.T. Sementara itu, Dr. Adhi Indra Hermano, S.T., M.M., M.T. memaparkan bahwa Direktorat Hilirisasi telah menginisiasi pola baru hilirisasi berbasis technology bidding. “Industri yang memiliki masalah dapat mengajukan melalui website kami. Dosen kemudian memilih tantangan yang sesuai dengan kompetensi dan mengajukan proposal untuk mendapatkan pendanaan,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa produk riset kampus bahkan dapat memiliki lebih dari satu klien industri. “Tahun sebelumnya ada yang mencapai sepuluh klien. Ini menunjukkan potensi besar kolaborasi riset nasional,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur PENS Dr. Eng. Arif Irwansyah, S.T., M.T. turut memberikan sambutan mengenai pentingnya memperluas kolaborasi industri. Ia menyoroti pengalaman pimpinan PENS saat mengikuti undangan JICA pada Oktober lalu. “Kami belajar berbagai pola kolaborasi antara kampus dan industri. Ada pola direct collaboration, dan ada pola melalui perantara seperti asosiasi, lembaga, atau pemerintah provinsi. Harapannya, ekosistem kolaborasi seperti itu bisa terbangun juga di Jawa Timur,” ungkapnya. Melalui sosialisasi ini, seluruh peserta didorong untuk segera mendaftarkan kebutuhan atau kemampuan riset melalui platform resmi hilirisasi di Hiliriset.Kemdiktisaintek.co.id agar kolaborasi dapat segera terbentuk dan berdampak nyata. (dkr)

wpChatIcon
EnglishIndonesian