Surabaya, pens.ac.id – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas kelayakan hilirisasi teknologi Draught Survey, perangkat lunak pengukuran muatan kapal yang tengah dikembangkan sebagai solusi digital bagi industri pelayaran dan logistik. Acara ini berlangsung di kampus ITS, 20 November 2025, dan dihadiri perwakilan industri, lembaga surveyor, serta pakar maritim.
Teknologi Draught Survey telah mencapai Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 7 setelah melalui validasi prototipe dan pengujian performa. Sistem ini menggabungkan algoritma stabilitas kapal dengan integrasi logistik digital, sehingga mampu memberikan perhitungan muatan kapal secara lebih presisi—sebuah kebutuhan yang lama disuarakan pelaku industri.
Ketua Peneliti Draught Survey, Dr.-Ing. Ir. Setyo Nugroho dari ITS, menyebut FGD ini sebagai langkah krusial sebelum teknologi tersebut masuk ke tahap komersialisasi. “Kami ingin memastikan teknologi ini tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga relevan dengan ekosistem industri yang sangat dinamis,” kata Setyo dalam sambutannya.
Kajian Pra-Studi Kelayakan dilakukan oleh Tim Pengkaji yang dipimpin Dr. Ir. Sony Junianto, S.T. dari PENS. Tim ini terdiri dari ahli regulasi, keuangan, risiko, teknis maritim, dan model bisnis, sebagaimana tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja program. Kajian ini akan menjadi dasar penentuan kelayakan investasi dan strategi hilirisasi hingga 2027.
Kajian pra-studi kelayakan Draught Survey melibatkan tim pakar lintas disiplin yang menjadi motor analisis dalam proses hilirisasi teknologi ini. Dari aspek regulasi, Dr. Sholahuddin Al-Fatih dari Universitas Muhammadiyah Malang memastikan seluruh rancangan perangkat lunak sejalan dengan ketentuan hukum maritim dan tata kelola digital. Di sisi keekonomian, Dr. Diah Pranitasari dari STIE Indonesia Jakarta menangani analisis finansial, termasuk estimasi investasi, kelayakan bisnis, serta risiko yang mungkin muncul dalam penerapannya. Aspek teknis struktural dan validasi performa ditangani Dr. Ristiyanto Adiputra dari BRIN, yang menguji ketahanan algoritma dan memastikan perangkat ini dapat diandalkan dalam berbagai kondisi operasional kapal. Sementara itu, potensi pasar dan rancangan model bisnis digarap oleh Ir. Wawan Setyawan dari PT PGN LNG Indonesia, yang memetakan peluang adopsi teknologi di industri pelayaran dan logistik. Keempatnya berada di bawah koordinasi Dr. Sony Junianto dari PENS sebagai Ketua Tim Pengkaji, yang menyinergikan seluruh temuan teknis, regulasi, finansial, dan pasar untuk melahirkan rekomendasi hilirisasi yang siap diputuskan.
FGD menghadirkan dua narasumber dari industri maritim. Frenniko Eka Bestari, S.T., ICAP, Senior Manager PT Radita Hutama Internusa, dan Ihwan Arif Haqiqi, S.T. dari PT Surveyor Indonesia. Kedua narasumber memaparkan materi terkait kelayakan hilirisasi teknologi Draught Survey, perangkat lunak pengukuran muatan kapal yang tengah dikembangkan sebagai solusi digital bagi industri pelayaran dan logistik.
Selain itu kegiatan ini juga mengulik potensi keekonomian teknologi ini. Dr. Iman Sofian Suriawinata dari STIE Indonesia Jakarta menilai bahwa perangkat seperti Draught Survey berpeluang masuk ke pasar layanan digital maritim, terutama dengan model lisensi dan langganan. Menurut Iman, “Digitalisasi logistik maritim membuka ruang bagi perangkat yang mampu memangkas waktu dan biaya operasional. Tantangannya justru pada bagaimana sistem ini dapat diadopsi pelaku industri secara luas.”
Di akhir kegiatan FGD dilakukan demo aplikasi Draught Survey yang menampilkan proses perhitungan stabilitas kapal, input data draft, hingga visualisasi hasil pengukuran. Demo ini menjadi bahan diskusi lanjutan terkait kebutuhan penyempurnaan teknis, sertifikasi perangkat lunak maritim, dan rencana pilot project dengan mitra industri. Hasil FGD akan masuk dalam laporan pra-studi kelayakan yang memuat analisis teknis, regulasi, model bisnis, proyeksi finansial, hingga risk matrix. Roadmap hilirisasi teknologi ini ditargetkan bergulir pada 2026–2027.
FGD ini menegaskan arah PENS dan ITS dalam memperkuat hilirisasi riset kelautan dan pelayaran. Dengan hadirnya berbagai pemangku kepentingan, diskusi ini diharapkan mampu memastikan bahwa Draught Survey menjadi solusi yang benar-benar siap digunakan industri serta menjadi standar baru pengukuran muatan kapal yang lebih transparan, efisien, dan sesuai tuntutan digitalisasi pelabuhan nasional.




