Surabaya, pens.ac.id – Pengabdian masyarakat internasional, PENS berkolaborasi dengan Musashino University untuk menemukan dan mengatasi pencemaran sampah plastik di laut. Menerapkan teknologi Sensing-Processing-Actuation (SPA) dengan 5D World Map System, fieldwork experiment tersebut mengambil titik lokasi di Ekowisata Mangrove Wonorejo pada Senin hingga Jumat (4-8/3). Perancangan, eksperimen, dan penerapan terus diupayakan untuk mencapai zero waste, dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian ekosistem laut.

Merujuk pada program Konferensi Samudera Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Ocean Conference) yang diinisiasi oleh Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), ekspedisi pembersihan lingkungan telah dirancang sejak tahun 2020. Pelaksanaan rencana ini melibatkan kerjasama antara Assoc. Prof. Sasaki Shiori,  selaku Project Associate Professor dari Faculty of Data Science, Musashino University serta Aliridho Barakbah, S. Kom., Ph.D., sebagai Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Berbagai persiapan dilakukan untuk mengintegrasikan cyber-physical dan human-activity dalam proyek ini. Dalam sesi briefing dan discussion yang berlangsung pada Senin (4/3), beberapa lokasi potensial dibahas sebagai fokus proyek dan memutuskan menjadikan Ekowisata Mangrove Wonorejo sebagai lokasi eksperimen. “Kita sudah melakukan survei terlebih dahulu, memang ada beberapa tempat potensial yang sesuai dengan proyek ini. Namun, mengingat kondisi sungai di Surabaya yang sedang kering dan juga keselamatan, kita sepakat memilih Ekowisata Mangrove Wonorejo,” ujar Prasetyo Wibowo, S.S.T., M.Kom, selaku Koordinator Pengabdian Masyarakat Internasional.

Wakil Ketua Ekowisata Mangrove Wonorejo, David Nugroho mengungkapkan antusiasnya,  “kami sangat mengapresiasi penuh program inisiatif PENS dan Musashino University. Mengingat bahwa pemeriksaan terakhir terhadap jumlah debit sampah di Mangrove Wonorejo ini dilakukan pada tahun 2018-2019, sehingga terlaksananya program ini memberikan kontribusi yang besar dalam memungkinkan kami memonitor penurunan atau peningkatan volume sampah. Kami berharap dengan adanya environmental cleanup expedition ini dapat memberikan solusi konkret terhadap masalah sampah di Hutan Mangrove,” tuturnya. Struktur berbasis SPA telah dirancang melalui tiga fase. Design, fase pertama yang berfokus pada pemantauan dan pengambilan sampel di Hutan Mangrove. Fase kedua yang disebut sebagai Fase Experiment, yakni seluruh tim akan menganalisa jenis sampah dan kualitas air yang kemudian akan diimplementasikan melalui  instalasi penangkap jaring sampah. Tahap terakhir yaitu Fase Deployment, melibatkan pengumpulan data analisis terkait jumlah, jenis, lokasi, asal, dan faktor-faktor lainnya. Seluruh bahan dan peralatan diimpor langsung dari Jepang guna memastikan maksimalnya efektivitas  fieldwork experiment ini.

Jaring penangkap sampah tepat dipasang pada Rabu (6/3), dengan instalasi secara langsung yang dilakukan oleh Sasaki Sensei. “We’ve installed a net to trap a waste from both the river and the sea and I think  it was successful. So, tomorrow morning we’ll assess the result and then if we need fixed something we’ll try to fixed more to enhance it’s effectiveness,” ungkap Sasaki Sensei. Setelah dilakukan pengecekan, hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan bahwa jaring berhasil menangkap sampah. Saat ini, telah dilakukan koordinasi dan pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Ekowisata Mangrove Wonorejo. Rencananya, jaring penangkap sampah ini akan dipasang dalam waktu tiga bulan ke depan. Penambahan jaring penangkap sampah ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah di Ekowisata Mangrove Wonorejo.” Tak hanya itu, PENS membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka melalui kuliah tamu bersama Assoc. Prof. Sasaki Shiori sebagai narasumber. Komunikasi interaktif ditujukan guna memperkenalkan Cyber-Physical & Human-Activity Project: SPA-based Plastic Waste Detection & Collection with 5D World Map System sebagai fokus utama proyek ini. Presentasi mengenai fieldwork experiment ini mengundang antusias mahasiswa yang terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan. Aliridho Barakbah, S. Kom., Ph.D., mengharapkan agar fieldwork experiment ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa PENS. (haz/may)

wpChatIcon
EnglishIndonesian