Bandung, pens.ac.id – Berbagai torehan prestasi mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) patut diapresiasi. Kali ini, prestasi membanggakan datang dari ajang kejuaraan Kanayakan International Robot Festival (KIRO FEST) 2019 yang diadakan di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (POLMAN Bandung) selama dua hari (19-20/10). Tim Kidroids First Class Auto yang terdiri dari Gilang Heru Kencana dan Yulistia Khoirotul Aini berhasil membawa Juara 3 Kategori Sumo Magnetic Autonomous Robot. Sedangkan Tim Kidroids First Class RC yang terdiri dari Moch. Chafid Al Ayyubi, Ilham Dwi Pratama, dan Robi’ Ghulam Al Halim membawa pulang Juara 3 Kategori Sumo Magnetic Remote Control.

KIRO FEST 2019 merupakan ajang perlombaan robotika yang diselenggarakan oleh Robotic Engineers Society Of Polman (RESP) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika (HIMAMO) dan Keluarga Mahasiswa POLMAN Bandung serta Komunitas HRC++. Kompetisi Internasional ini diikuti oleh empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina dengan partisipan sebanyak 30 peserta. Melalui ajang ini, Komunitas HRC++ selaku perwakilan Komite FSI Internasional di Indonesia bermaksud untuk menyeleksi Tim Robot Sumo terbaik yang akan mewakili nama Indonesia di kontes internasional 31st FSI All – Japan & World Robot Sumo Competition pada Desember 2019 mendatang.

Kedua robot yang diperlombakan pada ajang ini merupakan produk dari Kidroids, salah satu startup garapan mahasiswa PENS yaitu Moch. Chafid Al Ayyubi dan Gilang Heru Kencana yang didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) 2019. “Jadi ini merupakan produk terbaru dari Kidroids, yang secara perdana kami uji melalui kompetisi internasional ini dan alhamdulillah mendapat juara,” ujar Chafid.

Dalam kesempatan yang sama, Chafid juga berharap kedepannya mahasiswa PENS dapat meningkatkan skill yang dimiliki untuk dikembangkan sesuai dengan hobi dan passion untuk menjadi mahasiswa yang prestatif. “Pandai–pandai melihat peluang untuk mengembangkan kemampuan menjadi produk, yang mana produk tersebut bukan hanya sekadar implementasi produk jadi, tapi harus ada nilai jual yang menguntungkan,” imbuh Chafid. (raf/res)

wpChatIcon
EnglishIndonesian