Surabaya, pens.ac.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) PENS telah usai menyelenggarakan serangkaian kegiatan pemilihan Presiden BEM 2019 pada selasa hingga kamis (11-13/12). Kegiatan pemungutan suara dilakukan selama tiga hari yang diikuti mahasiswa aktif PENS dengan menunjukkan smartcard  sebagai tanda pengenal. Bertempat di Hall Gedung D4, kegiatan ini bertujuan mengajak seluruh mahasiswa PENS memilih pemimpin yang berkualitas.

Perhitungan suara dilaksanakan pada hari terakhir pemungutan suara. Kegiatan pemilu ini merupakan kontestasi politik dimana hal ini diselenggarakan di dalam suatu sistem yang dinamakan KM PENS. Makna esensinya yaitu pencarian seorang pemimpin yang bisa membawa KM PENS menjadi lebih baik dan berkembang melalui program-program yang telah diajukan. Tujuan diselenggarakan kegiatan ini tidak lain adalah untuk mencari sosok seorang pemimpin yang memiliki arah perubahaan yang progresif dan memiliki program-program yang mencakup kesejahteraan mahasiswa.

Antusias mahasiswa untuk turut memeriahkan kegiatan ini cukup baik. Terhitung sebanyak 1443 mahasiswa memberikan suaranya dan tercatat dalam daftar milik Panitia Pemilihan Umum (PPU) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Hasil suara menunjukkan bahwa calon Presiden BEM nomor urut pertama yakni Mochamad Fadhila Rais mendaptakan sebanyak 324 suara pada hari pertama, 160 pada hari kedua dan 192 suara dihari terakhir, sehingga total keseluruhan mencapai 676 suara. Untuk  calon nomor urut dua yaitu Ria Dian Agustina Ningsih diperoleh sebanyak 157 suara pada hari pertama, 85 suara pada hari kedua, dan 77 dihari terakhir, sehingga total keseluruhan mencapai 319 suara.  Progress dan kepedulian yang besar dari mahasiswa ini menandakan bahwa mahasiswa PENS melek akan politik dan peduli dengan perkembangan KM PENS kedepannya.

Pada penghujung kegiatan diumumkan, calon Presiden BEM nomor satu yakni Mochamad Fadhila Rais keluar sebagai Presiden BEM terpilih. Untuk kesempatan selanjutnya para mahasiswa diberikan waktu untuk memberikan gugatan jika dirasa menemukan sebuah kecurangan atau keganjalan selama proses pemilu kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sesuai waktu yang telah diberikan. “Siapapun yang terpilih dalam pemilihan ini diharapkan bisa membawa perubahan-perubahan yang signifikan serta progressif, dimana perubahan tersebut menjadikan kesejahteraan mahasiswa PENS menjadi tinggi dan berdaulat,” ungkap Penanggungjawab PPU, Wahyu Septiyanto. Ia juga mengungkapkan bahwa, selain itu Presiden BEM terpilih juga diharap bisa menambah relasi dengan universitas maupun politeknik yang lain, karena sejatinya pemimpin yang baik itu bisa merangkul seluruh elemen-elemen yang ada. (msa/tts)

wpChatIcon
EnglishIndonesian