ABSTRAK

Proses fermentasi tempe dengan cara konvensional memerlukan waktu yang lama. Hal ini bergantung pada kondisi suhu dan kelembaban di lingkungan sekitar yang berubah-ubah. Seharusnya suhu dan kelembaban optimum untuk membantu proses fermentasi tempe adalah antara 300C-350C dan 60%-70% RH. Tidak menentunya suhu dan kelembaban sekitar dapat memperlama waktu proses fermentasi. Untuk mengatasinya, diperlukan suatu sistem yang dapat menjaga kestabilan suhu dan kelembaban sesuai dengan yang diinginkan. Sistem tersebut terdiri dari heater yang berfungsi sebagai alat untuk menaikkan suhu dan untuk sirkulasinya dibantu oleh exhaust dan blower sehingga penyebaran panas agar merata. Dalam perancangan sistem suatu peralatan elektronik yang mempunyai kemampuan untuk membantu proses fermentasi tempe secara otomatis, digunakan rangkaian mikrokontroller ATMEGA 16 dan dengan sensor temperatur dan kelembaban berupa IC SHT 11. Sensor tersebut digunakan untuk membaca suhu dan kelembaban dalam ruang inkubator. Yang menjadi perbedaan antara pembuatan secara manual dengan otomatis adalah perbedaan waktunya, pada pembuatan tempe secara otomatis diperlukan waktu 19 jam untuk tempe bungkus plastik, 20 jam untuk tempe tanpa bungkus dan 21 jam untuk tempe bungkus daun. Sedangkan pembuatan secara konvensional diperlukan waktu 27 jam untuk tempe bungkus plastik, 28 jam untuk tempe tanpa bungkus dan 30 jam untuk tempe bungkus daun. Suhu dan kelembaban yang dihasilkan dalam ruang inkubator berkisar antara 30.53ºC-34.81ºC dan 59%RH-69%RH. Dengan menggunakan metode PI kontroller, besar suhu dan kelembaban akan dijaga konstan sehingga tidak akan melebihi dari setting point. Hal ini dapat mempercepat proses fermentasi tempe dibandingkan dengan cara konvensional.

Kata kunci : Mikrokontroler, SHT11, Kontrol PI.

wpChatIcon
EnglishIndonesian