Pada saat ini, kebutuhan komunikasi pada transportasi sangat
penting. Contohnya Komunikasi pada kereta api yang saat ini bernama
Radio lokomotif. Radio lokomotif berfungsi sebagai alat untuk
menyampaikan pesan dan berkomunikasi kepada station tentang kondisi
kereta api. Saat ini sistem kerja pada radio lokomotif masih analog yang
memiliki kekurangan mudah terinterferensi oleh pihak luar oleh sebab
itu perlu adanya perubahan sistem komunikasi menggunakan teknologi
terestrial trunk radio(TETRA). Sehingga diperlukan perencanaan
sistem komunikasi stasiun dengan kereta yaitu perhitungan link budget
yang merupakan perhitungan loss dan pengaruh receive sinyal dari
antena pemancar menuju penerima. Oleh karena itu pada proyek akhir
ini telah dibuat sebuah perencanaan perhitungan link budget
menggunakan teknologi Terestrial Trunk Radio (TETRA). Dengan
parameter hasil pengukuran kecepatan. Dari hasil pengukuran tersebut
dapat dihitung nilai frekuensi doppler, path delay, receive sinyal, signal
to noise ratio, dan coverage area-nya. Untuk perhitungan path loss
menggunakan model CEPT SE21 sedangkan untuk menentukan
coverage area menggunakan Two Ray Model.
Hasil dari proyek akhir ini adalah berdasarkan perhitungan link
budget, dapat diketahui bahwa kecepatan kereta api sangat berpengaruh
terhadap frekuensi doppler, ketika kecepatan mencapai 70,2 km/jam
pada jarak 2,634 km dari Stasiun Gubeng menghasilkan frekuensi
doppler sebesar 925,29 Hz, path delay yang dihasilkan sebesar 323,85
μs sehingga sinyal yang diterima sebesar -33,717 dBm. Semakin tinggi
Kecepatan maka path delay semakin besar sehingga receive sinyal yang
diterima semakin kecil dan nilai receive sinyal tersebut sangat
berpengaruh pada nilai SNR nya, dimana nilai receive sinyal berbanding
lurus dengan nilai SNR .
Kata Kunci : pathloss, CEPT SE21, link budget, coverage area, Two
Ray Model, TETRA, frekuensi Doppler,receive sinyal, signal to noise
ratio