Kini banyak sekali usaha kepemilikan SPBU yang bermunculan terutama di kota-kota besar seperti Sidoarjo. Seiring dengan banyaknya SPBU yang didirikan maka semakin banyak pula persaingan dalam memikat konsumen. Salah satu faktornya adalah pemilihan lokasi yang tepat dan strategis. Kadangkala pemilik usaha kurang memperhatikan faktor-faktor penunjang tersebut sehingga SPBU yang ada menimbulkan dampak lalu lintas berupa kemacetan.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang mampu memvisualisasikan factor-faktor penunjang tersebut untuk dapat diketahui dan dianalisa, sedangkan culstering adalah proses mengelompokkan objek berdasarkan informasi yang diperoleh dari data yang menjelaskan hubungan antar objek dengan prinsip untuk memaksimalkan kesamaan antar anggota satu kelas dan meminimumkan kesamaan antar kelas/cluster. Algoritma K-Mean berfungsi untuk mengelompokkan suatu obyek yang memiliki kesamaan (proses pengelompokan biasa disebut clustering) dengan berdasar K cluster, dimana K adalah bilangan integer positif. Tujuannya menemukan cluster yang berkualitas dalam waktu yang layak. Kriteria yang dapat digunakan antara lain banyaknya penduduk, tingkat kepadatan lalu-lintas, jenis jalan pada SPBU di daerah tersebut.
Dengan visualisasi posisi penyebaran data pada kondisi sesungguhnya dan hasil rekomendasi menggunakan SIG serta ditambahkan metode K-Means dapat menentukan ke dalam kelompok mana SPBU tersebut ditempatkan.
Kata Kunci : Sistem informasi geografis, kepadatan lalu lintas, K-Means Clustering, lokasi SPBU.