EEPIS Online, Bagi sebagian besar dosen dan karyawan PENS, Pak Makino, panggilan akrab beliau mempunyai kenangan mendalam di hati mereka. Tak ayal, ketika berita kepergian pak Makino menyebar, seluruh sivitas akademika merasakan turut berduka. Berikut kesan dan kenangan beberapa orang yang dekat dengan beliau:
Ir. Dadet Pramadihanto, MEng. Ph.D.
"Malam ini (Rabu malam, red), saya menerima berita dari Bp. Titon Dutono (dari Mr. Tokumaru) yang sangat mengagetkan. Mr. Makino (JICA) telah meninggal dunia pada hari ini Rabu, 5 Agustus 2009. Kontribusi beliau untuk EEPIS sangat luar biasa. Kita telah kehilangan seseorang yang telah banyak sekali memikirkan, mengembangkan dan membela EEPIS sehingga menjadi EEPIS yang sekarang ini. Selamat jalan Mr. Makino, kami selalu mengingat jasamu untuk EEPIS."
Dr. Rusminto Tjatur
"8 tahun yang lalu sebelum saya berangkat sekolah ke Kagoshima Pak Makino banyak memberikan nasehat dan semangat. Pak Rusminto nggak boleh sakit ya selama di Kagoshima, demikian katanya yang masih saya ingat. Ketika saya sudah di Kagoshima, beliau juga menyempatkan diri mengunjungi saya di tengah kesibukannya pulang ke Jepang. Padahal saat itu saya tinggal di daerah yang lumayan jauh, yaitu di ujung pulau Kyushu. Sayonara Makino Sensei……"
Ir. Nonot Harsono, MT
"Saya mengenal pak Makino sejak tahun 1985. Saat itu status saya masih mahasiswa. Beliau datang ke Lab. Elektro ITS dalam rangka melaksanakan feasibility studi untuk pembentukan politeknik di Indonesia. Th. 1989 saya bergabung di PENS dan Pak Makino adalah salah satu dari expert saya selama 1 tahun. Melihat Pak Makino, serasa melihat sosok humas PENS di dunia Internasional. Perhatian beliau ke PENS sangat besar, terutama terhadap kemajuan dan perkembangan PENS. Beliau mengenalkan PENS dan kiprahnya kepada dunia Internasional. Saking dekatnya, hubungan yang terbina di antara beliau dan PENS seperti hubungan personal.
Ketika tim robot yang di pimpin Bp. Anang Tjahjono bersama Bp. Mohammad Nuh (saat itu beliau menjabat Pembantu Direktur III) ikut berlomba di Jepang (kondisi saat itu kita masih miskin), Ibu Makino meminjam rumah kosong milik temannya untuk ditempati rombongan PENS. Karena rumah itu lama tidak ditempati, konon Ibu Makino membersihkannya hingga 3-hari. Itu pun menurut beliau masih sangat kotor dan kurang layak untuk ditempati tim Indonesia. Mengingat itu semua, betapa dekatnya beliau dan keluarganya dengan kita semua. Sungguh besar jasa beliau. Selamat jalan sensei, saya sekeluarga salut & hormat."
Ir. Muhamad Milchan, MT
"Kenangan indah yang tidak bisa saya lupakan dengan Makino Sensei adalah ketika tahun 2001 beliau pernah memenuhi ajakan saya untuk makan siang di Jl. Gebang dengan saya bonceng Vespa. Selamat jalan Makino Sensei … "
Okkie Puspitorini ST. MT.
"Ketika PENS menerima hibah dari JICA untuk mendirikan program D4 beliau menggagas pentingnya mata kuliah Electro Magnetic Compatibility (EMC) dan Radio regulasi. Pak Makino sangat bersemangat mengajari kami, para dosen beberapa materi untuk EMC, hingga mendatangkan Pak Shimosio khusus untuk mengajarkan soal EMC. Hal ini berlanjut hingga Pak Shimosio dikirim ke Univ. Missourirola, Amerika Serikat khusus untuk belajar EMC lantas kemudian mengajarkannya kepada kami di PENS. Beliaupun sangat mendukung pendirian laboratorium EMC di PENS. Pak Makino membantu pengadaan buku-buku dan alat praktikum berupa 4 buah microwave serta Network analyzer. Tidak hanya itu, beliau juga membantu keberangkatan dosen EMC ke Seminar Internasional di Thailand dan di Singapura. Tahun ini matakuliah EMC sudah digabung dengan Radio regulasi, saya tidak tahu kalau ini bisa jadi firasat Pak Makino benar-benar akan pergi meninggalkan PENS. Saya sangat terharu sekaligus merasakan duka yang mendalam mengingat jasa besar beliau. Selamat Jalan Pak Makino, selamat jalan EMC sensei…"
(humpens/ berbagai sumber)