Surabaya, (20/4) Seluruh Civitas akademika PENS terlibat
dalam simulasi Pencegahan dan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) di area
Gedung Pasca Sarjana Terapan, siang ini. Simulasi yang berjalan sekitar 2 jam
ini melibatkan beberapa pihak, diantaranya Polsek Sukolilo, Siloam Hospital,
PMK Pusat Surabaya dan tim Basarnas.

Sejak dibangun di tahun 2012, Gedung
berlantai 12 ini baru bisa difungsikan sepenuhnya di tahun 2016. Bahkan, di
lantai 6 terdapat Ruang Auditorium berkapasitas 500 orang. 

“Jika gedung sudah bisa difungsikan,
tidakan pertama manajemen adalah melakukan uji kelayakan terhadap seluruh
fasilitas. Dan, simulasi ini salah satunya, merupakan tindakan pengamanan, jika
terjadi bencana alam maupun kebakaran di Gedung Pasca Sarjana PENS, “kata
Dr.Eng. Indra Adji Sulistijono, Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan di lokasi.

Bambang Suyono, Kasubbag Administrasi
umum menjelaskan sebenarnya gedung telah memiliki beberapa fasilitas pengaman
bencana, seperti smoke detector di
tiap ruangan, dan hidran yang tersedia di tiap lantai.

Simulasi dimulai setelah tanda asap
merah diluncurkan di lantai 4. Kemudian peserta yang sudah terbagi dalam
beberapa tim melakukan penyisiran di tiap lantai dan pengkondisian massa untuk
diarahkan turun melalui 4 tangga darurat yang berada di sisi utara, selatan,
timur dan barat gedung.

“Antisipasi bagi korban yang terluka
maupun sesak napas diarahkan ke lantai 5. Di situ ada PENS Sky Garden, sebuah area terbuka yang didesain uninflammable. Jika dalam kondisi normal ruang terbuka ini
dimanfaatkan sebagai smoking area,
“imbuh Indra.   

Dari titik itu dilakukan evakuasi korban
baik menggunakan tali maupun tangga mobil damkar. Sementara korban lainnya
dievakuasi melalui tangga darurat. Menurut Indra jika dibantu patwal, mobil
damkar terdekat di daerah Kapasan dapat tiba sekitar 7-8 menit. 

Hanya saja saat dilakukan uji hidran
luar, air tidak mencapai ketinggian lantai 5 gedung seperti yang diharapkan.
“Kami mengandalkan stok air PDAM di penampungan kampus. Pompanya juga diuji dan
ternyata macet sehingga tidak dijalankan. Akibatnya tekanan air kurang dan
hanya mencapai lantai 3. Ini akan menjadi catatan kami ke depan dalam
mengupayakan keamanan dan kenyamanan gedung,” tandas Indra.

Sehari sebelumnya, peserta telah diberi beberapa
materi pelatihan dan praktek untuk penanganan kondisi darurat. Peserta yang
terdiri dari mahasiswa, karyawan dan dosen ini bekerja sama dan bahu membahu
agar dapat mencapai waktu total penyisiran gedung 4 menit.

Menurut Bambang, meski dalam 1 tim
terdapat beberapa orang, tapi ternyata tidak mudah untuk menyisir gedung,
mengarahkan massa keluar dan melakukan tindakan evakuasi melalui tangga
darurat. Hasil evaluasi, secara garis besar gedung ini laik.(humas)

wpChatIcon
EnglishIndonesian