EEPIS-Online, Dalam
rangka keprihatinan terhadap dunia maya di Indonesia yang masih di kuasai oleh
pemain internasional serta bentuk akselerasi pertumbuhan wirausaha bidang
Teknologi Informasi (TI), Futureprenuer gencar adakan seminar dengan tema
“Bangun Kemandirian TI bangsa” atau yang disingkat BAKTI BANGSA 2015 di 7 kota
besar di Indonesia. Pada Kesempatan ini Kota Malang, Denpasar, Semarang,
Bandung, Jogjakarta, Jakarta, dan Surabaya merupakan tujuan utama pada roadshow
Kampanye BAKTI BANGSA.

Surabaya yang menjadi jujukan ke-4 pada roadshow kali ini
menggandeng Politeknik Elektronika Negeri Surabaya sebagai tuan rumah. Pada
Kesempatan tersebut, menghadirkan pakar bisnis bidang TI seperti James
Tomassouw selaku pendiri Futureprenuer, A. Sapto Anggoro selaku CNO KapanLagi
Network, Andrianus Yoza Aprilio selaku perwakilan dari decoding intel, dan
sampel mahasiswa yang telah sukses membangun usaha mereka di dunia TI
yakni  Alif perwakilan dari kwiiku.com .

Dalam seminar tersebut mahasiswa tingkat akhir program studi
D3 dan D4 Teknik Informatika serta 61 mahasiswa teknik informatika serta multi
media dari Akademi Komunitas Lamongan PENS mengikuti seminar yang di mulai pada
pukul 08.00 di gedung Teater. Selepas sambutan oleh Edi Sutriyanto selaku wakil
direktur bidang kemitraan, seminar ini 
diawali dengan paparan kondisi Indonesia untuk siap menuju pentas dunia
oleh Sapto Anggoro. Selepas itu, dilanjutkan dengan paparan mengenai
technoprenuership membangun kemandirian bangsa oleh James F.Tomasouw.

Menurut chairman Futureprenuer tersebut, peluang mahasiswa
TI sangat besar dibidang ini, terlebih lagi ketika bisnis yang telah berubah ke
era ekonomi digital. Namun hal tersebut akan menjadi sia-sia jika kita
(masyarakat Indonesia) terus menggunakan produk-produk aplikasi buatan pemain
internasional di banding anak bangsa sendiri. Ditambah lagi dengan kondisi start-up yang rentan gagal.

“Untuk itulah disini futureprenuer.id ada, kami ingin
melindungi dan mengembangkan ide para start-up agar bisa terus berkebang menjadi
lapangan pekerjaan baru. Karena kita tau bahwa start-up ini sangat berpotensi
untuk menjadi besar layaknya media social milik luar negeri. Dan itu tidak
mudah, butuh waktu satu hingga lima tahun agar masyarakat dapat menerima,”
jelas james.

Agar lebih memotivasi mahasiswa, tak lupa Alif yang
merupakan salah satu perwakilan dari kwiiku.com membeberkan kisah sukses untuk
menjadi start-up lokal. Dikesempatan tersebut dijelakan jatuh bangun kwiiku
mulai dari pernah gagal menjadi pemenang dalam ajang perlombaan di PENS Techno
Carnival (PTC)  beberapa tahun lalu  hingga terus mengembangkan aplikasi mereka
hingga kini telah meraih beberapa prestasi bergengsi.

Sesi tanya jawab dan pembagian hadiah oleh kapanlagi, menjadi
penutup keseluruh rangkaian acara seminar yang didukung oleh klik Indonesia dan
kapanlagi network ini.  Berakhirnya acara
ini tentunya mengharapkan mampu memberikan mahasiswa untuk menjadi wirausaha
yang sukses dan mampu bersaing di pentas dunia. “Meski saya mahasiswa multi
media, namun saya ikut termotivasi untuk memanfaatkan peluang era digital ini,
” ungkap novar isyar mahasiswa akademis komuntas selepasnya mengikuti seminar BAKTI
BANGSA.  (arn)

wpChatIcon
EnglishIndonesian