EEPIS-Online, Pelaksanaan di Indonesian Energy Marahon Chalange (IEMC) hari kedua ini diawali dengan  scrutineering, yakni uji kelayakan mobil para peserta sebelum dapat melakukan race (uji lapangan) sesungguhnya. Sampai pada pukul 11.00 telah terdapat sebelas tim yang dapat melakukan race.

Seperti halnya mobil milik Cha PENS proto dari kategori proto listrik. Tepat pukul 09.30 mereka sudah dapat melakukan race. Mobil tim ini dengan mulus dapat menyelesaikan 8 putaran dengan kecepatan 39 km/h. Untuk efisiensi mobil Cha PENS proto dalam laga pertandingan mobil hemat energi di percobaan pertama ini adalah 109 km/kwh,  Hal ini masih cukup jauh dari target yang di dapatkan oleh tim dengan mobil kebanggan warna biru ini.

“Untuk efisiensi dari mobil kami masih jauh dari target yang diharapkan, yakni 400 kw/h. Target yang jauh ini tidak lepas dari perbedaan alat ukur milik kami dengan pihak panitia. Ya setidaknya menjadi tantangan kita untuk menambah efisiensi mobil kita dengan melakukan beberapa perubahan dengan menganti ukuran roda,  ” ujar akhmad Muhammad selaku manajer Cha PENS dengan kategori Proto ini.

Berbeda dengan nasib CHA PENS urban dengan kategori urban listrik, belum dapat melakukan race hingga jam makan Istirahat makan sholat ini berakhir. Kendala ini dialami karena pada tahap uji kelayakan saat pemerikasaan rantai, tim Cha PENS urban ini diharuskan memasang keamanan rantai.

Cha PENS dari Urban Listrik tidak sendiri, masih ada beberapa tim yang terkendala dan belum sempat menjajal lapangan. Misalkan tim asal Universitas Muhammadiyah, yang juga belum menjajal lapangan karena masih harus menambah bagasi untuk mobil mereka, jelas salah satu dosen pembimbing asal UM.

Pertandingan sempat dihentikan untuk melakukan ISHOMA (Istirahat Sholat Makan). Selepas itu, tepat pukul 13.00  scrutineering dan race dapat dilaksanakan kembali. Untuk kali ini Cha PENS urban dapat bernafas lega, karena sudah dapat lolos dari tahap  scrutineering.

Meski begitu, kekhawatiran masih membelenggu para tim yang dimotori oleh Andi Zeta ini. “Untuk lolos dalam tahap  scrutineering ini terpaksa haru kami dorong, karena baterainya sudah gak kuat,” ujar muhammad Syarifudin mekanik Cha PENS. (arn)

wpChatIcon
EnglishIndonesian