Penggunaan penyearah yang sangat luas menyebabkan harmonik yaitu komponen lain yang mempunyai frekuensi berbeda dengan frekuensi fundamental. Harmonik tersebut dapat membuat gelombang arus input menjadi tidak sinusoidal. Arus input yang tidak sinusoidal dapat membuat tegangan input menjadi cacat, sehingga bila sumber tegangan tersebut digunakan untuk menyuplai beban lain dapat menyebabkan kerusakan pada beban tersebut. Pada Proyek Akhir ini membuat semikonverter tiga fasa terkontrol dengan rangkaian penyulut SCR berbasis mikrokontroller dengan menggunakan filter pasif untuk meredam harmonisa rendah. Mikrokontroller AVR digunakan sebagai kontroller dari tegangan output semikonverter melalui keypad yang ditampilkan ke LCD. Sedangkan DAC berfungsi sebagai pengganti potensiometer pada TCA 785 sebagai pengatur tegangan kontrol. Dengan demikian semikonverter yang dibuat mempunyai interface yang lebih mudah dibanding semikonverter yang menggunakan potentiometer sebagai tegangan kontrol dari TCA 785.
Pengujian respon sistem dilakukan terhadap variasi tegangan output semikonverter, variasi beban yang berupa lampu atau motor DC, dan pengujian plant pada saat sebelum dan sesudah dipasang filter pasif. Dari data-data yang diperoleh menunjukkan bahwa mikrokontroller bisa digunakan pengontrol tegangan analog yang presisi. Hal tersebut dikarenakan mikrokontroller AVR memiliki fitur yang banyak didukung kecepatan prosesor yang memadai untuk digunakan pada aplikasi semacam ini. Selain itu filter pasif dapat meredam harmonisa rendah yang dihasilkan oleh semikonverter yang dibuat.

wpChatIcon
EnglishIndonesian