Indera penglihatan adalah salah satu sumber informasi vital bagi manusia. Tidak berlebihan apabila dikemukakan bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh oleh manusia berasal dari indera penglihatan, sedangkan selebihnya berasal dari panca indera yang lain. Dengan demikian, dapat dipahami bila seseorang mengalami gangguan pada indera penglihatan, maka kemampuan aktifitasnya akan jadi sangat terbatas, karena informasi yang diperoleh akan jauh berkurang dibandingkan mereka yang berpenglihatan normal.
Pada umumnya, penyandang tuna netra menggunakan alat bantu jalan berupa tongkat putih atau anjing terlatih untuk membantu pergerakan dan meningkatkan keamanan dan kemandirian pada saat berjalan. Dengan mempunyai informasi yang cukup terhadap jalur perjalanan yang akan dilewati, penyandang tuna netra dapat lebih nyaman untuk bernavigasi pada lingkungan yang dikenal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibuatlah suatu sistem yang dapat menggantikan dan menyempurnakan peran alat bantu jalan yang selama ini telah ada. Sistem ini menggunakan sisa langkah menuju halangan sebagai keluaran yang mana diharapkan dapat mempermudah dan memperaman pengguna dalam bernavigasi di luar rumah. Pada sistem ini kesalahan perhitungan konversi deteksi jarak adalah 4,03 % dan 4,3 % pada saat proses deteksi langkah. Proses perhitungan jarak langkah memerlukan waktu rata-rata 5,8 detik atau sama dengan 4-5 langkah sedangkan untuk proses deteksi obyek memerlukan waktu 1-2,5 detik bergantung pada jenis obyek yang dideteksi.

Kata Kunci : Tuna netra, Alat bantu jalan, Sensor langkah, Navigasi

wpChatIcon
EnglishIndonesian